Virgoun - Bukti

Sabtu, 28 Oktober 2017

Permainan Yang Hampir Punah

12 Permainan Tradisional Anak-anak yang Hampir Punah :

1. Layangan

layangan
layangan
Siapa yang tidak kenal dengan layangan?. Permainan layang-layang ini sangat digemari oleh para anak laki-laki. kata ‘layang’ diduga berasal dari kata melayang. Benda ini dibuat dari kertas minyak, dengan kerangka bambu, disambungkan dengan tali kenur untuk mengendalikan layangan. Cara permainannya terkesan mudah, tapi lumayan susah karena membutuhkan bantuan angin. Sebelum lepas landas, kamu harus mencari lapangan yang luas, dan menunggu angin berhembus. Untuk starting kamu harus memegang layangan tersebut, dan menjulurkan tali sedikit demi sedikit hingga layangan pun perlahan terbang.
Tradisi ini hampir musnah ketika memasuki era teknologi. Sangat disayangkan sih, karena permainan ini melatih kamu mengarahkan benda dengan memanfaatkan angin.

2. Congklak

congklak
congklak
Permainan tradisional lainnya adalah congklak atau dakon dimainkan oleh anak perempuan. Permainan ini biasanya dimainkan oleh 2 orang saja. Bahan congklak terbuat dari kayu atau plastik, terdiri dari 7 lubang yang saling berhadapan dan 2 lubang besar di setiap sudutnya. Isi congklak disebut biji congklak. bisa diisi dengan biji-bijian, kelereng kecil, atau benda yang berbentuk butiran kecil dan bisa dipegang oleh kepalan tangan kita.
Pada awal main, setiap lubang diisi dengan 7 buah biji congklak kecuali lubang besar. Seperti biasa hompimpa dulu untuk menentukan siapa yang menang, ia pun bebas mengambil biji congklak. Isi bijinya diambil dan dibagi satu-satu ke lubang searah jarum jam, bila ia habis di lubang yang berisi congklak, iapun bisa lanjut membagikan biji congklak ke setiap lubang, hingga akhirnya berhenti di lubang yang kosong. Bila ia berhenti di lubang wilayahnya, ia bisa mengambil biji congklak yang dihadapannya ( biji congklak lawan ) lalu isi-isi congklak tersebut simpan di lubang besar. Bila ia berhenti dilubang lawan, maka giliran lawannya yang bermain. Seperti itu sampai tidak ada congklak tersisa di lubang-lubang kecil. Aturan mainnya, yang mengumpulkan biji terbanyak dialah yang menang.

3. Gasing

gasing
gasing
Gasing termasuk permainan era tahun 90-an. Permainan ini biasanya dimainkan oleh laki-laki. Jumlah pemainnya bisa lebih dari 2 orang. Gasing terbuat dari bahan kayu, merbau, kundang dan lain-lain. Gansing akan berputar pada 1 poros, dengan menggunakan tali dari dalam sehingga ketika dihentakan keluar membuat gansing itu berputar. Permainan ini cukup populer saat zaman 90-an. Aturan mainnya, biasanya gansing diadukan dengan gansing lawan, dan gansing yang berputar lebih lama, dialah yang menang.

4. Kelereng

kelereng
kelereng
Kelereng adalah permainan tradisional yang cukup populer dikalangan anak laki-laki. Jumlah pemainnya 2-5 orang. Kelereng terbuat dari kaca atau tanah liat dan berbentuk bulat. Kelereng yang digunakan berdiameter setengah inch, tapi terkadang ada pula kelereng yang lebih besar dan kecil, namun itu jarang digunakan dalam permainan karena tenaganya pun harus disesuaikan dengan ukuran kelereng. Aturan mainnya, seluruh kelereng dikumpulkan, dan 1 pemain yang akan memencarkan kelereng-kelereng tersebut. Seperti permainan billiard, namun kalau kelereng, pemain akan terus bermain sampai kelerengnya tidak menyentuh kelereng lawan. Jika kelerengnya tidak menyentuh kelereng lawan, baru pemain akan diganti. Permainan ini sebenarnya melatih arah mata, fokus, dan strategi.
Baca juga : 10 Ritual Teraneh Didunia yang Masih Berlaku Hingga Sekarang

5. Petak Umpet

petak umpet
petak umpet
Nahhh,,, permainan ini tidak hanya digemari di Indonesia lho. Permainan ini bisa dilakukan oleh lebih dari 2 orang, orang-orang yang ikut permainan ini biasanya mengawali hompimpa untuk menentukan siapa yang kalah. Yang kalah harus memejamkan mata dan berbalik menghitung dari angka 10 atau dari 1 sampai 10. Nama tempat untuk memejamkan mata disebut Bong, Inglo, atau Hong. Dan orang-orang yang menang, mereka akan bersembunyi dimanapun mereka mau hingga akhirnya ditemukan, jika ditemukan maka dinyatakan kalah. Ada pula yang berhasil menyelinap menuju Bon, dan dinyatakan menang.

6. Egrang

egrang
egrang
Egrang adalah permainan yang mungkin hingga sekarang ada namun makin sedikit peminatnya. Permainan ini disukai oleh anak laki-laki, jumlah pemainnya tidak terbatas. Permainan ini biasanya membutuhkan tongkat dan tumpuan kaki yang lebih tinggi dari tanah untuk pengganti ia berpijak, lalu berjalan-jalan dengan tongkat tersebut. Walau dalam permainan ini tidak ada kalah dan menang, namun para pemain biasanya mempertahankan keseimbangannya agar tidak jatuh.
Baca juga : 10 Budaya Unik Yang Hanya Ada di Indonesia

7. Lompat Tali

lompat tali
lompat tali
Permainan tradisional selanjutnya adalah lompat tali, dari namanya saja sudah dapat kamu bayangkan bahwa permainan ini berhubungan dengan tali. Permainan ini umumnya disukai anak perempuan dan melibatkan 3-10 orang anak. Tidak sedikit anak laki-laki yang tertarik bermain lompat tali. Untuk mempersiapkan permainan ini biasanya mereka akan membuat tali karet agar tidak melukai kulit peloncat. Permainanpun dapat dimulai dengan menentukan siapa yang menjaga dan siapa yang melompat.
Aturan mainnya, untuk pelompat ia harus melewati tali dengan ketinggian tertentu, bila berhasil dengan ketinggian rendah, tali akan di naikan lagi sampai pemainpun merasa lelah, menyerah atau tidak mampu melewati tali. Dengan begitu pelompat dinyatakan kalah dan menjadi penjaga, begitupun selanjutnya.

8. Ular tangga

ular tangga
ular tangga
Permainan papan ular tangga ini telah ada sejak 1870, dan menjadi permainan sangat digemari oleh anak-anak di setiap zaman hingga akhir tahun 2000-an, permainan ini biasanya dimainkan 2-4 orang. Permainan ini berbentuk kotak-kotak kecil, sebagian kotak terdapat gambar ular dan tangga. Pemain menggunakan dadu untuk menghitung langkah hingga kegaris finish.
Aturan mainnya, pemain tentukan siapa yang bermain pertama. Bidak disimpan dikotak pertama atau start, lalu mulai kocok dadu, gerakan bidak sesuai jumlah dadu yang keluar, bila bidak berhenti di ekor ular berarti ia akan turun, sebaliknya bila berhenti di tangga, ia akan naik. Permainanpun dilanjut ke pemain ke-2 dan berlanjut seperti itu. Pemenang ditentukan dari bidak yang pertama kali mencapai kotak finish.

9. Benteng

benteng
benteng
Permainan tradisional ini dimainkan oleh 8 orang dan dibagi dua group menjadi 4 orang. Masing-masing memiliki markas yang dijadikan tempat kuasanya biasanya markas tersebut berupa tiang, pohon, batu, dan pilar sebagai benteng.
Tujuan permainan adalah mengambil alih benteng lawan dengan cara menyentuh markas lawan. Setiap orang memiliki tugas masing-masing, ada yang menjadi penjaga, mata-mata, pengganggu benteng lawan dan penyelinap markas lawan. Permainan ini membutuhkan kecekatan berlari dan strategi hingga mampu mencapai benteng lawan.
Aturan mainnya, pemain yang pertama menyentuh markas lawan itulah yang akan menjadi tim pemenang.

10. Gobak Sodor

gobak sodor
gobak sodor
Permainan tradisional selanjutnya terbilang rumit karena membutuhkan 6-10 orang, dan dibagi menjadi dua tim untuk menjadi tim penyerang dan tim penjaga. Tim penjaga akan menjaga disetiap garis kotak yang berukuran 5mx3m. Biasanya tim penyerang akan melewati satu persatu tim penjaga hingga akhirnya ia melewati garis finish dengan syarat tim penyerang tidak boleh kesentuh oleh tim penjaga. Jika tersentuh maka ia dinyatakan gagal.
Permainan ini membutuhkan tenaga ekstra dan kelincahan berlari. Tidak heran banyak anak laki-laki yang berminat bermain permainan ini, namun adapun anak perempuan yang menyukai permainan ini.

11. Yoyo

yoyo
yoyo
Permainan ini sebenarnya masih ada, namun berganti generasi. Yang dulu perlu strategi untuk membuat yoyo berputar lama. Sekarang yoyo dibuat dengan bantuan teknologi sehingga yoyo dapat bertahan lebih lama pada porosnya. Permainan ini diminati oleh anak laki-laki.
Yoyo itu sendiri adalah benda bulat yang dililitkan dengan tali pada celah Yoyo tersebut sehingga meninggalkan ujungnya saja untuk ditempelkan ke salah satu jari. Setelah itu yoyo dilempar kebawah dan ia akan berputar pada porosnya. Tidak ada yang kalah dan menang pada permainan Yoyo, namun sekarang banyak orang yang semakin kreatif memainkan Yoyo.


12. Engklek
engklek

Permainan tradisional terakhir bernama engklek. Permainan ini harus menggambarkan tiap petak seperti pada gambar. Pemainnya biasanya berjumlah 2-5 orang, dan dilakukan secara bergantian. Setiap orang memegang batu, gacuk, kereweng atau benda berukuran datar untuk menandakan kotak, lalu mulai melompati tiap petak dengan kaki 1, petak yang sudah ditandai tidak boleh diinjak oleh siapapun, maka harus berpijak dipetak berikutnya.

Sumber :  http://www.ragamseni.com/12-permainan-tradisional-untuk-anak-anak-yang-hampir-punah/

0 komentar:

Posting Komentar